Setelah ditutup selama empat bulan (24 November 2010-30 Maret 2011)
gara-gara erupsi, Gunung Bromo kini mulai bangkit kendati statusnya
masih tetap siaga (level 3). Hal itu terlihat dari jumlah pengunjung
yang menikmati keindahan panorama kaldera lautan pasir yang mulai
meningkat selama tiga pekan terakhir.
Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten
Probolinggo menyebutkan, jumlah pengunjung Gunung Bromo 30 Maret-23
April 2011 mencapai 2.288 orang, terdiri atas 1.651 pengunjung domestik
dan 637 wisatawan mancanegara.
Padahal, kaldera lautan pasir seluas 5 ribu hektare itu baru dibuka
untuk wisatawan dan warga setempat pada 30 Maret lalu, meski masih
ditetapkan dengan batas radius aman 2 km dari kawah Gunung Bromo. “Itu
membuktikan pesona Bromo tak pernah lekang oleh erupsi,” ujar Kepala
Disbudpar Probolinggo, Tutug Edi Utomo, Senin (25/4/2011).
Selain dari jumlah pengunjung, indikator lain menggeliatnya kembali
Gunung Bromo adalah meningkatnya hunian hotel di sekitar Bromo. Menurut
Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Jamaluddin, jumlah penginap
hotel di kawasan Bromo rata-rata dua kali lipat dibanding sebelumnya.
Digdoyo menambahkan, rata-rata wisatawan ingin mengetahui sisa
erupsi Bromo yang berlangsung cukup lama. Karenanya, tumpukan abu
vulkanik yang masih tersisa itu menjadi “bahan” untuk menjelaskan kepada
tamu hotel bahwa bromo benar-benar aktif.
“Bahkan, banyak di antara mereka yang naik ke tangga Bromo dengan
sembunyi-sembunyi karena merasa sudah aman. Padahal, PVMBG
merekomendasikan radius aman tetap 2 km dari kawah,” katanya. (K18-11) (Alex Pangestu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar